Sebuah Puisi



RAPUH DALAM KEGELAPAN MALAM


Gelapnya malam semakin pekat
Menutupi segalanya hingga semakin tak terlihat
Memaksa mata untuk tetap terjaga dengan ketat
Memelototi sapuan bayang-bayang mencari penyelamat

Di atas peraduan dinginnya malam mulai menggeragati tulang
Membekukan seluruh hasrat dalam kalbu
Merobohkan semangat dalam bara
Dan menahan langkah untuk tetap diam membeku

Tuhan, malam semakin gelap dan dingin
Tapi kenapa cahaya binatang malam  belum kugenggam
Oh, dimanakah kau sembunyikan wahai penguasa malam….
Disini… disana….. tak ada seditikpun jejak sang penyelamat

Malampun semakin gelap, dan inilah puncak murka sang malam
Suara degupan jantung berpacu melawan sang malam
Sepak terjang kaki terseok-seok menggoreskan jejak sang penjelajah malam
Suara rintihan ulu hati mencoba memecah keheningan malam

Acap kali terdengar suara hewan-hewan malam bergelut dalam kemelut malam
Membekas rasa takut yang  berpadu dalam tragedi malam
Perlahan-lahan merapuhkan asa dan harapan
Melumpuhkan segala yang menjadi impian

Sudah beribu kilo jalan kujejaki dalam kegelapan
Tak seberkas cahaya binatang malam meletupkan jati diri
Haruskah sampai ke ujung jalan segelintir nyali mengembara
Sampai menggenggam titik kemenangan

Ataukah aku kembali kejalanku saja
Mengubur semua asa yang telah membaja
Menenggelamkan darah yang menjadi titik kemenangan
Melelehkan kekuatan besi yang berdiri kokoh menahan kepedihan

Tapi, jika aku kembali
Kaki sudah tak siap menapaki jalan yang telah kujejaki
Sudah terlalu jauh aku pergi
Hingga aku tak tahu arah jalan kembali

Tapi, jika aku tetap pergi
Kaki sudah tak siap menapaki jalan yang masih berteka-teki
Haruskah ku tetap disini
Menunggu keajaiban datang sendiri

Mungkin hanya orang bodoh yang mau menunggu sesuatu yang tak pasti
Berharap dalam kekosongan malam
Ouhh,… kini ragaku telah lemas oleh kebimbangan
Aku tak sanggup berdiri menahan lara

Lututku lemas seperti tak bertulang
Roboh ketanah bagai daun tertiup angin
Badanku lunglai terhempas merunduk ketanah, bersimpuh
Wajahpun mencium tanah, Tuhan aku bersujud padamu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar