RAPUH DALAM KEGELAPAN MALAM
Gelapnya malam semakin pekat
Menutupi segalanya hingga semakin tak terlihat
Memaksa mata untuk tetap terjaga dengan ketat
Memelototi sapuan bayang-bayang mencari penyelamat
Di atas peraduan dinginnya malam mulai menggeragati tulang
Membekukan seluruh hasrat dalam kalbu
Merobohkan semangat dalam bara
Dan menahan langkah untuk tetap diam membeku
Tuhan, malam semakin gelap dan dingin
Tapi kenapa cahaya binatang malam belum kugenggam
Oh, dimanakah kau sembunyikan wahai penguasa malam….
Disini… disana….. tak ada seditikpun jejak sang penyelamat
Malampun semakin gelap, dan inilah puncak murka sang malam
Suara degupan jantung berpacu melawan sang malam
Sepak terjang kaki terseok-seok menggoreskan jejak sang penjelajah
malam
Suara rintihan ulu hati mencoba memecah keheningan malam
Acap kali terdengar suara hewan-hewan malam bergelut dalam kemelut malam
Membekas rasa takut yang berpadu dalam tragedi malam
Perlahan-lahan merapuhkan asa dan harapan
Melumpuhkan segala yang menjadi impian
Sudah beribu kilo jalan kujejaki dalam kegelapan
Tak seberkas cahaya binatang malam meletupkan jati diri
Haruskah sampai ke ujung jalan segelintir nyali mengembara
Sampai menggenggam titik kemenangan
Ataukah aku kembali kejalanku saja
Mengubur semua asa yang telah membaja
Menenggelamkan darah yang menjadi titik kemenangan
Melelehkan kekuatan besi yang berdiri kokoh menahan kepedihan
Tapi, jika aku kembali
Kaki sudah tak siap menapaki jalan yang telah kujejaki
Sudah terlalu jauh aku pergi
Hingga aku tak tahu arah jalan kembali
Tapi, jika aku tetap pergi
Kaki sudah tak siap menapaki jalan yang masih berteka-teki
Haruskah ku tetap disini
Menunggu keajaiban datang sendiri
Mungkin hanya orang bodoh yang mau menunggu sesuatu yang tak
pasti
Berharap dalam kekosongan malam
Ouhh,… kini ragaku telah lemas oleh kebimbangan
Aku tak sanggup berdiri menahan lara
Lututku lemas seperti tak bertulang
Roboh ketanah bagai daun tertiup angin
Badanku lunglai terhempas merunduk ketanah, bersimpuh
Wajahpun mencium tanah, Tuhan aku bersujud padamu
0 komentar:
Posting Komentar